Written by Diabetes Indonesia. Posted in Reportase, Reportase Kebijakan DM

Reportase

Understanding the global impact of diabetes to drive policy: Insights dari IDF Diabetes Atlas Edisi ke-11

Pengantar Webinar dan Tujuan IDF Diabetes Atlas

Salah satu sesi daring yang diselenggarakan oleh International Diabetes Federation (IDF), dengan tema “Memahami Dampak Global Diabetes untuk Menggerakkan Kebijakan”, telah dibahas temuan-temuan kunci dari IDF Diabetes Atlas edisi ke-11 pada Senin(23/6/2025). Acara ini dimoderatori oleh Paraskevi Salpea, Manajer Epidemiologi IDF. Webinar ini bertujuan untuk memahami dampak global dari jumlah penderita diabetes saat ini dan proyeksi masa depan, serta bagaimana menerjemahkan pemahaman ini menjadi kebijakan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas perawatan bagi penderita diabetes. IDF Diabetes Atlas, sebuah proyek yang telah berjalan lebih dari 20 tahun, adalah alat akademik dan advokasi yang otoritatif dan berharga, menyediakan data terbaru tentang dampak diabetes, yang tersedia secara bebas daring.

Prevalensi dan Proyeksi Diabetes Global IDF Diabetes Atlas edisi ke-11 mengungkapkan angka yang mengkhawatirkan mengenai prevalensi diabetes global:

• Pada 2024, diperkirakan 589 juta orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Angka ini merupakan peningkatan 400% selama 24 tahun sejak 2000, padahal populasi dunia hanya meningkat sekitar 33% pada periode yang sama.
• Proyeksi menunjukkan bahwa pada 2050, jumlah ini akan meningkat menjadi 853 juta orang, peningkatan sebesar 45%.
• Peningkatan proporsional terbesar diperkirakan terjadi di Afrika (142%), diikuti oleh Timur Tengah dan Afrika Utara, serta Asia Tenggara. Peningkatan terendah diperkirakan di wilayah Eropa dan Pasifik Barat.
• Kenaikan angka ini menyerukan tindakan mendesak untuk menurunkan jumlah tersebut, mengatasi akar penyebab diabetes, memahami determinan perkembangan diabetes, dan menerjemahkannya ke dalam kebijakan.

Sorotan Utama IDF Diabetes Atlas Edisi ke-11 Atlas ini memberikan gambaran komprehensif tentang dampak diabetes di seluruh dunia:

• Satu dari sembilan orang dewasa berusia 20 hingga 79 tahun memiliki diabetes.
• Sekitar satu dari delapan hingga satu dari sebelas orang dewasa menderita hipoglikemia intermediet (prediabetes), baik toleransi glukosa terganggu atau glukosa puasa terganggu.
• Satu dari empat orang dewasa di atas usia 65 tahun memiliki diabetes, menunjukkan prevalensi yang sangat tinggi pada lansia.
• Empat dari 10 orang dewasa dengan diabetes tidak terdiagnosis, yang berarti sekitar 252 juta orang di seluruh dunia tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes. Proporsi tertinggi kasus diabetes yang tidak terdiagnosis ditemukan di wilayah Afrika.
• Sekitar satu dari lima kelahiran hidup dipengaruhi oleh hipoglikemia dalam kehamilan, sebagian besar disebabkan oleh diabetes melitus gestasional. Asia Tenggara memiliki jumlah kelahiran tertinggi yang terpengaruh dan prevalensi tertinggi yang disesuaikan usia.
• Sekitar 12% dari pengeluaran kesehatan global dihabiskan untuk diabetes, setara dengan sekitar 1 triliun dolar AS.
• Tiga dari empat orang dewasa dengan diabetes tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang seringkali memiliki sumber daya terbatas dan kurangnya akses ke perawatan esensial.
• Ada sekitar 1,8 juta anak dan remaja di bawah usia 20 tahun yang menderita diabetes tipe 1. Wilayah Eropa dan Karibia Amerika Utara memiliki jumlah penderita diabetes tipe 1 tertinggi.
• 3,4 juta kematian dikaitkan dengan diabetes pada 2024.
• Prevalensi diabetes meningkat seiring bertambahnya usia, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
• Jumlah penderita diabetes lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan pedesaan, dan diperkirakan akan meningkat secara substansial di daerah perkotaan pada 2050.

Metodologi dan Proses Produksi Atlas

• IDF Diabetes Atlas pertama kali diterbitkan pada 2000, dan saat ini sudah mencapai edisi ke-11.
• Metodologi Atlas melibatkan pemilihan 246 sumber data dari 153 negara untuk memperkirakan prevalensi diabetes di 215 negara atau wilayah. Sumber data berasal dari negara-negara yang mencakup lebih dari 93% populasi global.
• Untuk 62 negara yang tidak memiliki data, perkiraan diekstrapolasi menggunakan data prevalensi diabetes dari negara yang serupa dalam hal etnis, bahasa, klasifikasi pendapatan Bank Dunia, dan lokasi geografis.
• Proyeksi masa depan dihitung menggunakan prediksi populasi PBB dan tingkat urbanisasi, hanya memperhitungkan perubahan distribusi usia, jenis kelamin, dan rasio tempat tinggal perkotaan-perdesaan. IDF tidak mencoba memprediksi bagaimana prevalensi diabetes akan berubah seiring waktu karena itu akan menjadi perkiraan.
• Proyeksi peningkatan di Afrika disebabkan oleh peningkatan populasi tertinggi yang diprediksi, perubahan gaya hidup, dan urbanisasi.
• Atlas edisi ke-11 diproduksi oleh dua ketua bersama (Professor Edward Boyko dan Diana Magnano), 17 pemimpin kelompok minat khusus, sekitar 100 pakar di seluruh dunia, dan tim editorial beranggotakan enam orang.
• Tantangan utama dalam pengumpulan data adalah kurangnya data berkualitas tinggi di beberapa bagian dunia, terutama di negara berpenghasilan rendah. Ekstrapolasi digunakan untuk mengatasi kesenjangan ini, namun transparansi tentang sejauh mana ekstrapolasi dilakukan sangat penting.
• Perubahan metodologi antar edisi dapat mempengaruhi perbandingan langsung, karena setiap edisi berupaya untuk meningkatkan metodologi dan menggunakan data populasi serta urbanisasi yang terbaru dari PBB. Sumber data juga diperbarui secara berkala, mengganti studi lama dengan studi berkualitas lebih tinggi jika tersedia.

Mengakses dan Memanfaatkan IDF Diabetes Atlas IDF Diabetes Atlas adalah sumber daya yang mudah diakses dan gratis:

• Berbagai sumber daya tersedia di situs web org, termasuk versi cetak edisi ke-11, akses langsung ke data melalui portal data daring, lembar fakta global dan regional, presentasi PowerPoint, podcast, dan publikasi terkait metodologi.
• Pengguna dapat mengunduh Atlas secara gratis dengan memberikan alamat email dan afiliasi.
• Portal data memungkinkan pengguna untuk melihat perkiraan diabetes berdasarkan negara, wilayah, dan global; angka kematian terkait diabetes; pengeluaran kesehatan terkait diabetes; data tentang diabetes pada lansia, diabetes yang tidak terdiagnosis, pra diabetes, hipoglikemia dalam kehamilan; dan komplikasi diabetes spesifik seperti demensia, penyakit kardiovaskular, dan retinopati terkait diabetes.
• Data tersedia tidak hanya untuk edisi ke-11 (2024), tetapi juga proyeksi untuk 2050 dan data dari edisi sebelumnya (2011, 2000) untuk perbandingan.
• Situs web ini memiliki peta interaktif dan memungkinkan perbandingan data antara negara atau wilayah.

Advokasi Berbasis Data dengan IDF Diabetes Atlas Advokat diabetes menekankan pentingnya menggunakan data dalam upaya mereka:

• Data menggerakkan keputusan, sementara cerita menggerakkan hati. Menggabungkan pengalaman pribadi dengan angka-angka terpercaya dari Atlas dapat mempengaruhi kebijakan, pendanaan, dan kesadaran publik.
• Atlas membantu advokat memahami gambaran global, mengidentifikasi prioritas advokasi, dan menciptakan pesan yang kuat.
• Contohnya, di Spanyol dan Argentina, data Atlas menunjukkan jutaan orang hidup dengan diabetes, banyak di antaranya tidak terdiagnosis, sehingga masalah yang tidak terlihat menjadi prioritas yang terlihat.
• Data yang dipublikasikan oleh IDF memiliki kredibilitas yang kuat, mendukung advokasi yang efektif.
• Ravi Subramanian, seorang pasien diabetes tipe 2 dan anggota IDF Blue Circle of Voices, menggunakan Atlas sebagai sumber daya berharga untuk memahami dampak global diabetes, potensi komplikasi, dan menemukan sumber daya manajemen. Ia juga menggunakannya dalam penelitian akademisnya untuk meningkatkan kredibilitas, membandingkan prevalensi, dan mengidentifikasi kesenjangan penelitian.
• Menggunakan pesan kunci yang kuat, seperti “satu dari sembilan” atau “40% tidak terdiagnosis”, adalah cara terbaik untuk menyajikan data Atlas dalam kegiatan advokasi.

Data Science dan Epidemiologi dalam IDF Atlas

• Ilmu data digunakan untuk mengharmonisasi data dari berbagai sumber, membuat inferensi, dan melakukan proyeksi masa depan, terutama karena studi-studi seringkali tidak selaras dan memiliki heterogenitas. Ilmu data juga membantu mengatasi data yang hilang dan memprediksi informasi di masa depan.
• Epidemiologi adalah dasar dari proyek Atlas. Tim Atlas mengumpulkan data ekstensif dari studi yang diterbitkan, survei berbasis populasi (survei kesehatan nasional, survei WHO), dan register medis dari seluruh negara. Data berkualitas tinggi adalah kunci; data yang dikumpulkan dinilai dan hanya yang terbaik yang digunakan untuk akurasi.
• Penting bagi advokat untuk memperhatikan bagaimana data diinterpretasikan, terutama membedakan antara informasi yang diekstrapolasi (dari negara serupa) dan data yang berasal langsung dari studi di dalam negeri yang lebih andal.
• Untuk meningkatkan kualitas data di negara berpenghasilan rendah dan menengah, diperlukan investasi dalam studi berkualitas baik dan survei kesehatan nasional. Advokat dapat mendorong kementerian kesehatan untuk melakukan langkah-langkah besar di negara mereka, termasuk mendukung survei kesehatan nasional dan partisipasi dalam register diabetes.

Disparitas dan Faktor Risiko

• Atlas menyajikan data berdasarkan wilayah, negara, kelompok usia, jenis kelamin, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan, yang menunjukkan disparitas signifikan. Misalnya, Afrika memiliki prevalensi tidak terdiagnosis tertinggi, sementara Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki prevalensi diabetes tertinggi. Urbanisasi yang tinggi berkaitan dengan prevalensi diabetes yang lebih tinggi karena karakteristik gaya hidup.
• Faktor risiko diabetes dibagi menjadi yang dapat dimodifikasi (seperti obesitas, pola makan, kurangnya olahraga) dan yang tidak dapat dimodifikasi (seperti usia atau jenis kelamin).
• Peningkatan prevalensi diabetes yang diproyeksikan di Afrika disebabkan oleh peningkatan populasi yang signifikan dan perubahan gaya hidup, termasuk urbanisasi, yang mempengaruhi diet dan aktivitas fisik.

Saran dan Pertimbangan Masa Depan

• IDF sangat tertarik untuk memperluas pengumpulan data untuk mencakup pengeluaran pribadi dan akses terhadap perawatan, terutama bagi penderita diabetes tipe 1, karena insulin bukan pilihan, melainkan penyelamat hidup. Co-creation dengan orang-orang yang memiliki pengalaman hidup dengan diabetes akan memperkaya data dan menunjukkan apa yang hilang dan dibutuhkan.
• IDF juga mempertimbangkan untuk memasukkan data tentang penggunaan farmakoterapi pada populasi diabetes tipe 2 di edisi mendatang.
• Perbedaan estimasi prevalensi diabetes antara IDF Atlas dan publikasi lain (misalnya, Lancet Commissions) dapat dijelaskan oleh perbedaan metodologi, kriteria diagnostik (misalnya, penggunaan HbA1c vs. FPG), dan faktor-faktor yang digunakan dalam model. IDF bekerja sama dengan Global Burden of Disease dan database lainnya untuk membandingkan metodologi demi konsistensi.
• Meskipun ada perbedaan dalam angka spesifik, semua pihak setuju bahwa jumlah penderita diabetes tinggi dan meningkat pesat, yang merupakan fakta tak terbantahkan dan pesan advokasi yang kuat untuk tindakan.
• Saran dan masukan dari publik mengenai data atau topik baru yang ingin dimasukkan dalam Atlas selalu diterima dan dipertimbangkan oleh tim Atlas.

IDF Diabetes Atlas adalah alat yang sangat penting untuk memahami dan mengatasi krisis diabetes global, mendorong para advokat dan pembuat kebijakan untuk bertindak demi meningkatkan perawatan dan mencegah penyakit ini.

Tags: SDG 17, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, SDG 3, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera