Correlation Between Economic Status and Severity of Type 2 Diabetes Mellitus in Indonesia

Selamat datang kembali di Website Diabetes Indonesia!
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana kondisi ekonomi dapat mempengaruhi pengelolaan diabetes? Minggu ini, kami menyajikan sebuah penelitian penting yang diterbitkan dalam BMJ Open yang mengkaji hubungan antara status ekonomi dan tingkat keparahan Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) di Indonesia.
Menggunakan data klaim asuransi kesehatan nasional dari 2018 hingga 2022, penelitian ini menganalisis hampir 3 juta kunjungan rumah sakit. Hasil penelitian ini menyoroti adanya kesenjangan kesehatan yang signifikan. Pasien dari kelompok berpenghasilan rendah, yang diidentifikasi sebagai anggota asuransi yang disubsidi oleh pemerintah (Penerima Bantuan Iuran/PBI), ditemukan memiliki kemungkinan lebih besar untuk penderita DMT2 dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggota non-subsidi. Secara spesifik, 6,9% pasien dalam kelompok PBI mengalami penyakit yang parah, angka yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pekerja (4,9%) dan bukan pekerja (5,5%).
Temuan ini menunjukkan adanya tantangan bagi pasien berpenghasilan rendah dalam mengakses pelayanan kesehatan secara optimal dan menanggung biaya perawatan mandiri yang tidak ditanggung asuransi. Namun, studi ini juga memberikan harapan. Partisipasi dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) terbukti efektif dalam mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih parah.
Mari kita pelajari lebih dalam temuan krusial ini dan diskusikan dampaknya terhadap pemerataan pelayanan kesehatan diabetes bagi semua kalangan.